Bagaimana UKM Menembus Pasar Internasional ?


Usaha kecil merupakan bagian integral dari dunia usaha Nasional yang memiliki kedudukan, potensi, dan peranan yang sangat strategis dalam mewujudkan tujuan pembangunan Nasional. Mengingat peranannya dalam pembangunan, usaha kecil harus terus dikembangkan dengan semangat kekeluargaan, saling isi mengisi, saling memperkuat antara usaha yang kecil dan besar dalam rangka pemerataan mewujudkan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.
http://www.job-desc.com/

Untuk mewujudkan tujuan tersebut pemerintah dan masyarakat harus saling bekerjasama. Masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan, sedangkan pemerintah berkewajiban untuk mengarahkan, membimbing, melindungi serta menumbuhkan iklim usaha. Dengan demikian, kemampuan usaha kecil termasuk UKM dari waktu ke waktu perlu diperhatikan, karena sebagian besar penduduk Indonesia hidup dan menggantungkan diri dari sector ini.

UKM sebagai salah satu sector kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh sebagiam masyarakat harus didukung dan didorong kemampuannya agar tetap eksis, sehingga dapat memperluas kesempatan usaha dan memperluas lapangan kerja dan dapat menungkatkan penghasilan masyarakat secara lebih merata.

Penelitian lapangan ini dilakukan dengan melaksanakan penelitian langsung ke KARYAKU ART di Jl.Cilaja Hilir No.60 Bandung Timur. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memperoleh data aktual mengenai analisis situasi pemasaran internasional yang saat ini sedang berjalan.

- Pengertian dan Penjelasan Usaha Kecil dan Menengah
Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.”
Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Miliar Rupiah)
3. Milik Warga Negara Indonesia
4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar
5. Berbentuk usaha orang perorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.
Di Indonesia, jumlah UKM hingga 2005 mencapai 42,4 juta unit lebih, mungkin di tahun 2010 ini UKM di Indonesia memiliki peranan yang sangat penting hingga jumlahnya terus meningkat.

- Ekspor Sektor UKM
Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia masih dipandang sebelah mata oleh pemerintah. Padahal keberadaannya dirasakan sangat penting dalam membangkitkan kembali ekonomi nasional yang terpuruk akibat krisis. Sebab, pasca krisis melanda negeri ini, hanya sektor UKM lah yang tetap eksis, bahkan berkembang pesat.

Hal ini menunjukkan bahwa UKM memiliki fondasi yang kuat, sehingga mampu mendiri. Mereka tidak tergantung dengan pinjaman dari bank. Tapi dalam kenyataannya, hingga kini UKM tetap seperti dianaktirikan. Pemerintah belum bisa memberikan solusi bagi pengembangan UKM, terutama dalam meningkatkan kualitas produknya maupun dalam mengatasi kesulitan permodalan. Dampaknya, di kancah persaingan ekspor, UKM di negeri ini belum bisa berbuat banyak. Padahal, di negara-negara lain sektor UKM mendapat perhatian serius dan juga dibantu secara konkret oleh pemerintahnya.
Di era perdagangan bebas, semua negara berupaya meningkatkan arus perdagangan ke berbagai negara lain. Tak heran, persaingan pun menajam, semua negara mengerahkan kemampuannya untuk memasuki pasar internasional. Tidak hanya koorporasi, UKM di banyak negara digenjot untuk meningkatkan ekspornya. 

Bahkan UKM dianggap menjadi salah satu potensi ekspor yang besar. Hanya saja, ketika di beberapa negara ekspor UKM menunjukkan catatan cemerlang, di Indonesia ekspor kelompok ini malah menurun.perkembangan UKM di Indonesia tertinggal jauh. Malaysia atau India telah mampu menyumbangkan ekspor hingga 30 persen dari total ekspor non migas nasionalnya.
Padahal, UKM di dalam negeri telah terbukti menjadi wirausahawan yang tangguh. Ketika krisis ekonomi terjadi di Indonesia, UKM justru mampu menyelamatkan ekonomi dalam negeri dari keambrukan yang lebih parah.

- Keuntungan dan tantangan ekspor untuk UKM
Sebelum sumber daya mereka untuk melakukan usaha di bisnis ekspor, kecil dan menengah (UKM) harus hati-hati menilai kelebihan dan kekurangan dari mengekspor. Sementara beberapa UKM memasuki bisnis ekspor secara tidak sengaja setelah menerima permintaan untuk membeli dari pembeli asing, yang lain membuat gerakan yang disengaja dan melakukan penelitian menyeluruh sebelum memasuki pasar baru. Apakah itu tidak disengaja atau disengaja bergerak, UKM perlu untuk mengevaluasi dan hati-hati menilai keuntungan dan tantangan sebelum melakukan ekspor sumber daya.

 Keuntungan
Alasan bagi UKM untuk mempertimbangkan mengekspor yang memaksa, berikut ini adalah beberapa keunggulan utama ekspor:
1. Peningkatan penjualan dan laba
Menjual barang dan jasa kepada pasar perusahaan tidak pernah memiliki sebelum meningkatkan penjualan dan meningkatkan pendapatan. Tambahan penjualan asing dalam jangka panjang, sekali biaya pengembangan ekspor telah tertutup, peningkatan profitabilitas secara keseluruhan.
2. Daya saing domestik
Kebanyakan perusahaan menjadi kompetitif di pasar domestik sebelum mereka usaha di arena internasional. Menjadi kompetitif di pasar domestik membantu perusahaan untuk memperoleh beberapa strategi yang dapat membantu mereka dalam pasar internasional.
3. Saham pasar global
Dengan pergi internasional, perusahaan akan berpartisipasi dalam pasar global dan memperoleh sepotong besar pasar internasional.
4. Diversifikasi
Menjual ke beberapa pasar memungkinkan perusahaan untuk diversifikasi usaha dan menyebarkan risiko. Sebagai hasilnya, perusahaan tidak harus dikaitkan dengan perubahan dalam pasar domestik atau dari satu negara tertentu.
5. Rendah Biaya Per Unit
Mengambil pasar asing tambahan biasanya akan memperluas produksi untuk memenuhi permintaan luar negeri. Peningkatan produksi dapat lebih rendah per satuan biaya dan mengarah ke lebih effiecient penggunaan kapasitas yang ada.
6. Kompensasi untuk permintaan musiman
Perusahaan yang produk atau layanan yang hanya digunakan selama musim-musim tertentu di dalam negeri mungkin dapat menjual produk atau jasa mereka di pasar luar negeri dalam waktu yang berbeda sepanjang tahun.
7. Potensi untuk ekspansi perusahaan
Perusahaan yang berani masuk ke bisnis ekspor biasanya harus memiliki keberadaan atau perwakilan di pasar luar negeri. Ini mungkin memerlukan personil tambahan dan dengan demikian mengakibatkan ekspansi.
8. Menjual kelebihan kapasitas produksi
Perusahaan yang memiliki kelebihan produksi untuk alasan apapun mungkin bisa menjual produk mereka di pasar luar negeri dan tidak dapat dipaksa untuk memberikan diskon besar atau bahkan membuang kelebihan produksi mereka.
9. Pengetahuan dan Pengalaman Baru
Internasional akan dapat menghasilkan ide-ide dan informasi berharga tentang teknologi baru, teknik-teknik pemasaran baru dan pesaing asing. Keuntungan dapat membantu perusahaan dalam negeri maupun bisnis asing.
10. Ekspansi siklus hidup produk
Banyak produk melalui berbagai siklus yaitu pengenalan, pertumbuhan dan kedewasaan sebelum menurun menandakan akhir kegunaannya dalam pasar tertentu. Sekali produk mencapai tahap matang di pasar tertentu, dapat diperkenalkan kepada pasar yang berbeda di mana ia akan dianggap sebagai baru.

 Tantangan
Sementara keuntungan dari ekspor jauh lebih besar dari kerugian, UKM menghadapi tantangan berikut ketika bertualang ke pasar internasional.
1. Biaya tambahan
Karena membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengembangkan pasar ekstra, dan membayar kembali periode yang lebih panjang, biaya di muka untuk mengembangkan bahan-bahan promosi baru, mengalokasikan personil untuk perjalanan dan biaya administrasi lainnya yang terkait untuk memasarkan produk bisa saring sedikit sumber daya keuangan UKM .
2. Modifikasi produk
Ketika mengekspor, perusahaan mungkin perlu memodifikasi produk-produk mereka untuk memenuhi negara asing keselamatan dan kode keamanan, dan pembatasan impor lainnya. Minimal, modifikasi sering diperlukan untuk memuaskan negara pengimpor label atau kemasan persyaratan.
3. Risiko keuangan
Koleksi pembayaran menggunakan metode yang tersedia (terbuka rekening, prabayar, pengiriman, dokumenter pengumpulan dan letter of credit) tidak hanya menyita waktu lebih banyak daripada untuk penjualan domestik, tetapi juga lebih rumit. Dengan demikian, perusahaan harus hati-hati mempertimbangkan risiko keuangan yang terlibat dalam melakukan transaksi internasional.
4. Lisensi dan dokumentasi ekspor
Meskipun tren ekspor adalah menuju kurang persyaratan perizinan, fakta bahwa beberapa perusahaan telah memperoleh izin ekspor untuk mengekspor barang-barang mereka membuat mereka kurang kompetitif. Dalam banyak kasus, dokumentasi yang diperlukan untuk ekspor lebih terlibat daripada penjualan domestik.
5. Informasi pasar
Mencari informasi tentang pasar luar negeri yang tidak diragukan lagi lebih sulit dan memakan waktu daripada mencari informasi dan menganalisis pasar domestik. Di negara-negara berkembang, misalnya, informasi yang dapat dipercaya pada praktek bisnis, karakteristik pasar dan hambatan budaya mungkin tidak tersedia atau sangat terbatas.

Usaha Kecil dan Menengah harus menyadari bahwa memasuki bisnis ekspor membutuhkan perencanaan yang cermat, beberapa modal, pasar tahu-bagaimana, kualitas produk, harga yang kompetitif, komitmen manajemen dan menyadari tantangan dan peluang pasar luar negeri. Meskipun tidak ada keras-dan-cepat aturan yang dapat membantu perusahaan membuat keputusan untuk ekspor atau tidak, dan untuk menjadi sukses, memahami keuntungan dan tantangan ekspor dapat membantu kelancaran masuk ke pasar-pasar baru, mengikuti kompetisi dan akhirnya menyadari keuntungan.

Karyaku Art ialah sebuah usaha kecil menengah yang bergerak dalam bidang kerajinan tangan kayu. Karyaku Art pertama didirikan di kabupatenBandung pada tahun 1996. Usaha ini dimulai dan didirikan oleh Bpk.Usman selaku pemilik. Usaha kerajinan tangan kayu sendiri berawal dari ketidaksengajaan yang dilengkapidengan keahlian dalam bidang kerajinan tangan kayu dan merasa bahwa usaha kerajinan tangan kayu memiliki daya tarik sendiri dan dinilai cukup menguntungkan, apalagi melihat kebutuhan pasar dan selera pasar akan kerajianan tangan kayu yang lumayan besar.

Dengan modal usaha sebesar Rp. 500.000,00 Dan memperkerjakan 3 orang pegawai, dari situlah usaha ini mulai berkembang. Awalnya kerajinan hanya untuk dipajang di rumah, namun banyak orang yang berminat terhadap produk tersebut, sehingga terlahirlah Karyaku Art yang berarti seni karya sendiri. Setelah mendapatkan pasar di Indonesia, maka Karyaku Art ini dapat berjalan dan berkembang dan dapat memperluas pasarnya hingga ke luar negri seperti Jepang, dan dari situlah usaha ini mendapatka penghasilan yang cukup besar setiap bulannya.

Bahan baku yang di gunakan dalam pembuatan berbagai macam jenis produk kerajinan kayu diantaranya adalah kayu sengon, jabon dan jati. Sumber bahan baku tersebut didapatkan secara lokal atau didatangkan dari luar daerah. Sedangkan bahan pembantu yang digunakan biasanya terdiri dari berbagai jenis cat tembok, pewarna, semir.

Proses pembuatan kerajinan kayu merupakan gabungan proses mekanik (pemotongan dan pemolaan kayu) dan pengerjaan seni tradisional (pembentukan produk jadi secara manual). Ini merupakan hasil kerajinan yang mempunyai kandungan seni dan fungsional. Dalam proses pembuatannya dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu : pemotongan kayu gelondongan, pemotongan kayu sesuai dengan ukuran model produk, pembentukan model-model produk dengan mesin bubut, pengukiran (pembentukan produk jadi), pengamplasan, pewarnaan dan finishing.

Mesin dan peralatan yang digunakan untuk dalam pembuatan kerajinan kayu dalam setiap tahapan sebagai berikut :
• Tahap penyiapan bahan baku kayu umumnya menggunakan mesin potong kayu dan alat pengering.
• Tahap pembentukan di bantu oleh band saw kecil dan mesin potong handy seperti gergaji dan pahat.
• Tahap pembentukan halus atau pengukiran dengan menggunakan pahat.
• Tahap penghalusan biasanya menggunakan amplas dan banyak menggunakan tenaga manusia.
• Tahap finishing biasanya di bantu dengan mesin semprot cat dan kuas untuk mewarnai.
• Tahap pengepakan untuk keperluan pengiriman.


Produk
Produk yang ditawarkan untuk ekspor dan pelanggan dalam negri pun sangat beragam dan tergantung dari permintaan dan disesuaikan kebutuhan dari konsumen itu sendiri. Karyaku melakukan penyesuaian produk di pasaran luar negri, melakukan pengembangan stategi produk untuk pasar domestik dan juga menyesuaikan dengan keinginan daripada konsumen luar negri. Karena adanya perbedaan selera antara konsumen dalam negri dan konsumen dari luar negri. Beberapa Contoh Produk Karyaku Art:

Harga
Karyaku Art melakukan penetapan harga awal berdasarkan pengeluaran atau modal pertama untuk setiap produk yang dihasilkan. Dari situ mereka mulai menganalisis respon dari konsumen mengenai harga yang telah mereka tawarkan tersebut dan setelah mendapatkan informasi dari konsumen maka mereka melakukan penyesuaian harga kembali. Adapun strategi penetapan harga lain yang ditetapkan oleh Karyaku Art yaitu melalui harga yang ditetapkan oleh penetapan harga mark-up. Namun apabila ada pesanan, maka harga disesuaikan dengan tingkat kesulitan yang akan dikerjakan serta bahan baku kayu yang dipesan oleh para konsumen. Untuk kerajinan tangan yang kecil, harga berkisar antara Rp. 5000 sampai Rp. 40.000, jika terjadi pesanan harga dapat berkisar ratusan ribu, jutaan bahkan sampai puluhan juta rupiah.

Distribusi
Saluran disrtibusi sendiri ialah upaya yang dilakukan oleh Karyaku Art untuk mendistribusikan atau menyalurkan produknya pada konsumen. Dalam hal ini Karyaku Art melakukan disrtibusi untuk ekspor melalui seorang facilitator dan juga untuk pengiriman domestic dalam pembelian jumlah yang banyak. Namun sebagian besar para konsumen yang merupakan peyalur (menjual kembali produknya), membeli dalam jumlah yang besar sehingga mengambil barangnya langsung ke tempat produksi Karyaku Art.
Inconterms, ialah istilah yang dibuat untuk menyamakan pengertian antara penjual danpembeli dalam perdagangan internasional. Inconterms sendiri menjelaskan hak dan kewajiban pembeli dan penjual yang berhubungan dengan pengiriman barang. Inconterms dikeluarkan oleh Kamar Dagang Internasional.
Karyaku Art sendiri menggunakan Inconterms 2000 EXW(nama tempat) EX Works yaitu pihak penjual menentukan tempat pengambilan barang. Misalnya ada pemsesanan untuk melakukan Ekspor beberapa kerajinan kayu maka disini Karyaku Art selaku penjual menentukan tempat pengambilan barang untuk selanjutnya dapat diproses.

Promosi
Promosi sendiri ialah suatu proses perencanaan, implementasi, dan pengendalian komunikasi dari produsen ke konsumen atau pasar sasaran. Maka Karyaku Art dalam hal ini menetapka strategi promosi melalui event, informasi dari mulut ke mulut, dan melakukan promosi penjualan.
a. Event, Karyaku Art menginformasikan produknya dengan mengikuti beberapa bazar atau pameran dagang maupun pameran kerajinan tangan.
b. Informasi dari mulut ke mulut, yaitu srtategi berdasarkan informasi dari konsumen yang satu ke konsumen lainnya, oleh karena itu kualitas produk harus diutamaakan.
c. Promosi penjualan, Karyaku Art melakukan promosi penjualan dengan cara menetapkan harga diskon kuantitas dan harga promosi untuk keadaan dan musim tertentu untuk dapat merangsang pembelian konsumen.

Strategi Pemasaran
Segmentasi pasar
Dalam segmentasi pasar Karyaku Art melakukan penjualan barang barang kerajinan tangan terbuat dari kayu seperti miniatur motor, mobil, patung serta pelengkap desain interior rumah lainnya. Pembelinya ialah konsumen akhir dan konsumen yang membeli dalam jumlah yang besar yang kemudian dijual kembali dalam hal ini sebagai pasar bisnis yang terjadi pada saat ekspor.
Dalam tahapan ini Karyaku Art melakukan konsep segmentasi pasar A-Priori yaitu sebelum melakukan survei, mereka terlebih dahulu menetapkan segmentasi. Dasar segmentasi yang mereka lakukan ialah melalui pasar konsumen seperti segmentasi geografi (keadaan lingkungan dan daerah konsumen) dan Selera dari konsumen itu sendiri.
Dalam penetuan segmen pasar Karyaku Art melakukan ekstensif yaitu berada di semua konsumen dalam pasar seperti konsumen akhir dan pasar bisnis sehingga dominan dalam suatu pasar.
Untuk ekspor perusahaan mempetimbangkan faktor demografi dari suatu negara, yaitu dari segi penghasilan untuk semua kalangan namun cenderung untuk kalangan menengah ke atas, pendidikan yang mengerti suatu karya seni kerajianan tangan, negara yang memiliki kebudayaan yang kental, serta dari faktor psikografis mengenai gaya hidup masyarakat di suatu negara yang konsumtif. Selain itu karyaku Art memilih segmen negara yang maju, karena negara maju cenderung lebih besar menggunakan jasa mesin dari pada karya tangan sehingga peluang untuk Karyaku Art dapat sangat besar untuk diminati.

Target Pasar
Dalam target pasar Karyaku Art mengevaluasi dari masing masing segmen konsumen. Pada dasarnya Karyaku Art menetapkan target pasar bagi konsumen akhir namun seiring dengan permintaan dalam skala yang besar mereka juga menjual kepada para pengecer dan para pasar bisnis juga tidak lupa Karyaku Art juga memperluas target pasarnya ke luar negri seperti Jepang.

Karyaku Art memilih negara Jepang sebagai tujuan negar ekspor karena Jepang merupakan negara yang sangat maju. Industri utama Jepang adalah sektor perbankan, asuransi, realestat, bisnis eceran, transportasi, telekomunikasi, dan konstruksi. Jepang memiliki industri berteknologi tinggi di bidang otomotif, elektronik, mesin perkakas, baja dan logam non-besi, perkapalan, industri kimia, tekstil, dan pengolahan makanan. Hingga tahun 2001, jumlah angkatan kerja Jepang mencapai 67 juta orang. Tingkat pengangguran di Jepang sekitar 4%. Pada tahun 2007, Jepang menempati urutan ke-19 dalam produktivitas tenaga kerja. Menurut indeks Big Mac, tenaga kerja di Jepang mendapat upah per jam terbesar di dunia. Maka dalam penentuan harga Karyaku Art menggolongkan kedalam tingkat harga tinggi.

Total ekspor Jepang pada tahun 2005 adalah 4.210 dolar AS per kapita. Pasar ekspor terbesar Jepang tahun 2006 adalah Amerika Serikat 22,8%, Uni Eropa 14,5%, Cina 14,3%, Korea Selatan 7,8%, Taiwan 6,8%, dan Hong Kong 5,6%. Produk ekspor unggulan Jepang adalah alat transportasi, kendaraan bermotor, elektronik, mesin-mesin listrik, dan bahan kimia. Negara sumber impor terbesar bagi Jepang pada tahun 2006 adalah Cina 20,5%, AS 12,0%, Uni Eropa 10,3%, Arab Saudi 6,4%, Uni Emirat Arab 5,5%, Australia 4,8%, Korea Selatan 4,7%, dan Indonesia 4,2%. Impor utama Jepang adalah mesin-mesin dan perkakas, minyak bumi, bahan makanan, tekstil, dan bahan mentah untuk industri.

Maka dari catatan diatas dapat disimpulkan kualitas kerajinan tangan Indonesia cukup diminati karena penduduk negar Jepang yang cenderung sibuk sehingga tidak ada waktu untuk membuat suatu karya seni yang asli hasil olahan tangan bukan memakai mesin, apalagi produk dari Indonesia dinilai memiliki disain yang unik. Hal itu terlihat dari terus meningkatnya nilai ekspor ke Negeri Sakura sejak 2006.
Selain itu melihat dari faktor demografi lainnya yaitu agama, perkiraan tertinggi jumlah penganut agama Buddha adalah 84-96% dan dengan demikian kebudayaannya pun sangat kental terutama dengan patung-patung Budha salahsatunya hasil produksi Karyaku Art yang paling diminati oleh penduduk negara Jepang.

Posisi Pasar
Dalam posisi pasar sendiri Karyaku Art menetapkan bahwa mereka memilih dan mengembangkan usaha dengan citra perusahaan atau produk di benak konsumen, karena dengan cara demikian konsumen sendiri yang akan menilai kualitas dari kerajinan kayu yang mereka produksi. Serta Karyaku Art sangat memperhatikan kualitas hasil produksinya baik terhadap barang yang akan di ekspor maupun barang yang akan dijual di Indonesia. Terutama untuk di ekspor ke Jepang, karena penduduk Jepang yang sangat memperhatikan kualitas baik menjaga kualitas bahan baku, pembentukan, penghalusan, pengecatan bahkan sampai ke proses finishing, hal ini ditujukan agar konsumen tetap tertarik pada produk Karyaku Art.
- Strategi Penentuan Posisi Pasar

Atribut Diferensiasi Utama
Diferensiasi sendiri merupakan tindakan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dengan cara merancang suatu perbedaan yang berarti dibandingkan dengan yang ditawarkan pesaing, oleh karena itu Karyaku Art menawarkan produk yang berbeda dengan perusahaan kerajinan kayu lainnya meliputi :
a. Diferensiai produk (keistimewaan bahan utama, yaitu kayu dengan kualitas yang baik, memiliki daya tahan yang lama, memiliki bentuk dan desain yang terkini dan dapat disesuaikan dengan selera konsumen).
b. Diferensiasi Pelayanan atau service(menerima perbaikan apabila ada atau terjadi kerusakaan barang, memberikan pelayanan yang ramah kepada setiap konsumen dengan baik).
c. Diferensisasi Personel (memiliki pelayan atau pegawai yang sopan dan ramah, mau melayani konsumen dengan baik, dapat dipercaya, dan bertanggung jawab.

- Trend yang berkembang di negara maju untuk kembali ke alam (memakai bahan-bahan natural). Komunitas di negara maju telah memahami dampak negatif dari bahan-bahan buatan sintesis (terutama bahan-bahan kimia).
- Apresiasi yang tinggi terhadap barang-barang buatan tangan (handmade). Dengan tingginya biaya hidup dan gaji pegawai di negara maju tangan menjadi semakin langka. Masyarakat negara maju semakin menghargai kerumitan dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk membuat suatu kerajinanan.
- Keterbatasan/ketidakadaan bahan baku di negara maju. Sebagian besar bahan kerajinan Indonesia adalah khas dari negara tropis (seperti pandan, mendong, abaca, rotan,dll)
- Trend dunia yang menyukai gaya Asia. Dengan berkembangnya komunikasi dan teknologi, dunia menjadi terasa semakin kecil dan menyatu. Kebudayaan, selera dan gaya hidup menjadi semakin membaur. Akhir-akhir ini berkembang trend di dunia untuk melirik ke kebudayaan asia.

Kelemahan
- Karena berbeda negara sehingga banyak terdapat perbedaan seperti perbedaan matauang, bahasa, budaya yang sering menjadi kendala bagi perusahaan dalam melakukan ekspor.
- Pengemasan terkadang masih terdapat kekurangan sehingga tidak dapat mejaga keutuhan produk.
- Lokasi Karyaku Art yang kurang dapat dikunjungi oleh para calon konsumen.
- Harga bahan baku yang berfluktuasi sehingga mempengaruhi terhadap harga.
- Kurang banyaknya suplier sehingga terkadang kesulitan bahan baku jika terjadi pesanan dalam kuantitas yang banyak.
- Tenaga kerja yang di perlukan harus memiliki keahlian khusus, sehingga tenaga kerja cenderung terbatas.

Peluang
- Memproduksi patung kebudayaan lain, misalnya patung dewa-dewi untuk agama Hindu sehingga dapat memperluas pasar ke India.
- Memproduksi kerajinan kayu lainnya seperti meja, kursi ataupun lampu duduk.
- Memperluas pasar baik pasar domestik maupun global
- Mengandalkan desain yang khas
- Mengandalkan hasil kerajinan asli karya tangan bukan mesin.
- Melihat karakteristik masyarakat negara maju yang konsumtif dan membelanjakan uang yang dimilikinya. Serta dengan harga yang cukup tinggi karena pendapatan pada negara maju umumnya tinggi.

Tantangan
- Banyaknya pesaing yang bergerak dalam bidang yang sama yang telah melakukan ekspor terlebih dahulu.
- Akses terhadap Sumber daya Produktif terdapat pada pembiayaan dan pemasaran, jaringan bisnis dan teknologi.
- Hambatan dalam Spesifikasi Produk seperti desain, kemasan.
- Kapasitas Produksi, terkadang UKM seringkali dihadapkan pada ketidakmampuan menyediakan produk sesuai jumlah pesanan. Sehingga terjadi kegagala kontrak pesanan. Rendahnya kapasitas produksi karena disebabkan oleh faktor ketersediaan modal, ketersediaan mesin, ketersediaan bahan baku, dan ketersediaan tenaga kerja terampil.
- Kelengkapan dokumen ekspor, hambatan tersebut terutama berkaitan dengan sertifikasi produk, NPWP.
- Biaya kegiatan ekspor, biaya yang tidak sedikit harus dikeluarkna dalam kegiatan ekspor, merupakan hambatan yang dialami UKM. Hal ini menjadi faktor yang menurunkan daya saing ekdpor produk UKM karena harga jual produk menjadi relatif tinggi dibandingkan eksportir produk sejenis dari Negara lain. Pengeluaran biaya dalam kegiatan ekspor yang menjadi hambatan paling besar adalah justru komponen biaya lainnya yaitu pemungutan tidak resmi atau biaya siluman. Kemudian biaya yang berkaitan dengan perizinan, dan transportasi.

Analisis Situasi Pemasaran Internasional
Lingkungan pemasaran internasional yang telah berubah dan harus dihadapi selalu menimbulkan peluang, ancaman, dan pemahaman yang baru. Oleh karena itu Karyaku Art melakukan beberapa adaptasi agar produk dan kegiatan perusahaan sesuai dengan situasi terkini. Karyaku Art sendiri melakukan pengamatan pemasaran internasional melalui :

o Metode Konvesional,
Yaitu mencari tau situasi yang sedang dihadapi perusahaan lain dan mencari informasi lainnya.
o Melakukan Riset Lapangan
Mengumpulkan segala bentuk informasi terkini tentang situasi lingkungan pemasaran internasional.
o Menganalisis Kebutuhan dan Trend
Cepat tanggap terhadap kebutuhan konsumen luar maupun domestik dan mengetahui trend yang sedang disukai atau digemari oleh konsumen, seperti konsumen domestik lebih menyukai jenis miniatur kendaraan dibandingkan konsumen dari luar negri yang menyukai jenis patung.

Analisis Prilaku Pesaing
Karyaku Art melakukan evaluasi terhadap para pesaing untuk dapat menentukan dan memutuskan bagaimana menghadapinya. Berikut ini ialah strategi prilaku pesaing yang dilakukan oleh Karyaku Art:
• Melihat struktur industri, untuk dapat bersaing
• Melakukan identifikasi dan analisis terhadap para pesaing, misalnya dengan cara analisis harga yang dikeluarkan oleh pesaing ataupun mengidentifikasi keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh pesaing sehingga dapat mengetahui celah dan strategi yang mereka lakukan.
• Melakukan evaluasi kepada pesaing utama, yaitu dengan meyimpulkan strategi yang harus Karyaku Art lakukan untuk dapat bersaing dengan terlebih dahulu mendapatkan informasi dan analisis pesaing.
• Melakukan antisipasai apabila muncul para pesaing baru, seperti melakukan inovasi terhadap produknya untuk dapat menarik konsumen tetap, agar tidak berpindah pada pesaing baru.

Karya seni dan budaya Indonesia apabila dikelola dan dikemas dengan baik, akan dapat menjadi salah satu andalan sumber pendapatan bagi negara. Perlu disimak pernyataan yang seringkali dikemukakan oleh Presiden RI yang menekankan bahwa ekonomi gelombang keempat merupakan ekonomi yang berdasarkan kreativitas dan inovasi individu. Kreasi dan inovasi oleh individu untuk menciptakan berbagai karya. Indonesia sangat berpotensi mengembangkan ekonomi kreatif karena warisan budaya, tradisi, seni dan kenyataan bahwa kualitas sumber daya manusia Indonesia pada dasarnya tidak kalah dengan negara lain di dunia.

Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa karya seni budaya Indonesia dapat menjadi salah satu alternatif penggerak ekonomi Indonesia. Melalui karya seni budaya ini, roda promosi pariwisata sebagai salah satu sektor yang paling mudah digarap untuk meningkatkan pendapatan negara dan bangsa dapat digerakkan. Hubungan Indonesia-Jepang pada tahun 2008 ini telah memasuki tahun emas, selama setengah abad kedua negara ini telah menjalin hubungan dengan sangat erat di berbagai bidang

Pengenalan masyarakat Jepang terhadap karya seni budaya Indonesia tercermin dalam nilai perdagangan kedua negara, khususnya berupa produk kerajinan dan perhiasan. Pada tahun 2006 nilai ekspor produk kerajinan Indonesia ke Jepang mencapai US$ 8,43 juta, dan pada tahun 2007 meningkat 28,35 % menjadi US$ 10,82 juta. Untuk produk perhiasan nilai ekspor Indonesia pada tahun 2006 mencapai US$ 7,6 juta dan meningkat 13,06 % menjadi US$ 8,59 juta pada tahun 2007.
Hal ini menunjukkan bahwa produk seni Indonesia yang memiliki design unik dan terbuat dari bahan yang berkualitas, diterima oleh konsumen Jepang. Karya-karya perajin Indonesia yang telah beberapa kali dipamerkan di Jepang selalu mendapat sambutan yang baik dari konsumen Jepang. Produk-produk tersebut mampu bersaing dengan produk dari negara-negara lain.

Bahkan pada kegiatan rangkaian promosi penjualan langsung melalui televisi Jupiter Shop Channel, sebanyak 300 unit produk kerajinan dan perhiasan terjual habis hanya dalam waktu empat menit. Promosi penjualan tersebut merupakan salah satu cara yang efektif, karena memiliki sekitar 20 juta pelanggan yang umumnya adalah wanita dan dengan Jupiter Shop Channel omset mencapai milyaran yen.
Saat ini sanggar kesenian tradisional Indonesia sedang menjamur di Jepang, begitupun masyarakat Jepang cukup banyak yang gemar menyanyikan lagu-lagu Indonesia, hal ini merupakan peluang bagi karya seni Indonesia untuk terus merambah pasar di Jepang. Berbagai unsur yang dimiliki dan hidup di masyarakat Jepang merupakan faktor penguat bagi peluang tersebut. Jepang sebagai salah satu negara industri terkemuka di dunia, memiliki penduduk lebih dari 127 juta jiwa dengan pendapatan perkapita mencapai sekitar US$ 33,800.

Jumlah penduduk usia muda (15-39 tahun) di Jepang sekitar 40 juta, merupakan pasar yang potensial bagi produk karya seni budaya Indonesia, meskipun demikian tidak mudah untuk menembus segmen ini, karena kalangan muda Jepang memiliki gaya hidup yang westernized. Dari sisi selera pasar, bisa dikatakan masyarakat Jepang cenderung menyukai produk-produk yang dirancang oleh designer terkenal dunia. Selera pasar ini didorong oleh daya beli yang tinggi serta merupakan gambaran bahwa masyarakat Jepang mementingkan kualitas dari suatu produk. Pasar Jepang masih sangat terbuka dan merupakan pasar yang sangat ketat dan penuh dengan persaingan.

Tantangan yang perlu mendapatkan perhatian bersama adalah berkaitan dengan HKI (Hak Kekayaan Intelektual). Menjamurnya kelompok atau sanggar kesenian Indonesia di Jepang, di satu sisi menunjukkan tingkat acceptance dan appreciation masyarakat Jepang terhadap karya seni budaya Indonesia cukup baik. Tetapi di sisi lain menjamurnya sanggar kesenian tersebut berpotensi terjadinya penyalahgunaan HKI terkait dengan Geographical Indication Design, khususnya motif kain batik dan kerajinan lainnya, yang umumnya belum memperoleh hak paten dan sangat mudah ditiru. Hampir sebagian besar produk seni budaya Indonesia sangat rentan terhadap peniruan.

Kiranya peluang dan tantangan untuk memasuki pasar Jepang ini perlu disikapi secara cermat oleh para stake holders di Indonesia, khususnya dalam menyusun strategi dan langkah bersama. Uniqueness sebagai sebuah budaya masyarakat Jepang, perlu mendapat pertimbangan yang mendalam. Kolaborasi dengan designer Jepang adalah salah satu pilihan untuk menciptakan uniquenees pada produk-produk seni budaya Indonesia. Hal ini selain bermanfaat untuk mendekatkan selera konsumen Jepang, juga untuk membuka peluang menembus pasar potensial di negara-negara maju lainnya.
Para pengusaha atau perajin harus memperhatikan masalah kualitas produk, kuantitas pasokan agar tidak kedodoran apabila terjadi peningkatan permintaan, juga penanganan purna jual, khususnya untuk produk yang dijual melalui Department Store.

Kerajinan merupakan salah satu produk ekspor andalan Indonesia dan masih banyak potensi kerajinan Indonesia yang masih bisa dikembangkan. Kendala yang dihadapi adalah keterbatasan pengetahuan dalam pengolahan kerajinan untuk mencapai standar yang lebih baik. Dengan partisipasi pemerintah yang lebih aktif diharapkan industri ini bisa lebih dikembangkan dan mengubah struktur industri ini dari dominasi perusahaan besar ke industri kerakyatan. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan pengembangan dan kerjasama yang kuat antara perusahaan eksportir dan produsen kerajinan.

DILARANG MENG-COPY TANPA MENAMPILKAN ALAMAT WEBSITE