Kebudayaan Di Australia, dan adaptasi dengan budaya baru


Pengalam bertukar cerita mengenai kebudayaan negara masing-masing pernah saya lakukan, dengan salah satu pegawai yang bekerja di perusahaan swasta di bandung, pada saat wawancara komunikasi kami dengan beliau tidak terlalu sulit, karena beliau sudah dapat berkomunikasi berbahasa Indonesia, meskipun bahasa Indonesia yang digunakan beliau tidak terlalu baik, namun kami dapat memahami maksud yang dikatakan Tuan Eduard.

Ketika pertama kali kami bertanya hal yang kami tanyakan adalah tentang kebudayaan asal tinggal Tuan Eduard, menurut beliau kebudayaan disana cukup jauh berbeda dengan kebudayaan di indonesia, namun kebudayaan disana sangat banyak seperti di Indonesia, karena kebanyakan penduduknya adalah imigran dari negara lain pada masa lampaunya. Bahkan beliau merupakan keturunan bangsa Inggris dan Serbia dalam hal silsilah nenek moyang beliau. Namun orang tua Beliau asli berkewarganegaraan Australia.

Menurut beliau orang Australia berasal dari seratus lebih negara yang berbeda-beda. Ada banyak bangsa dan kebudayaan di Australia. Beliau menambahkan Antara tahun 1950 dan tahun 1973 kebanyakan migran datang dari Eropa. Setelah itu, terdapat kenaikan arus migrasi dari Timur Tengah dan dari Asia. Meskipun orang Australia berlainan asal-usulnya, mereka hidup damai antara yang satu dan yang lain. Ada toleransi terhadap kebudayaan dan bangsa yang berlainan. Hukum Australia melindungi orang dari diskriminasi ras. Kebijakan untuk bersikap toleran dan untuk melindungi kebudayaan yang berbeda tersebut disebut multikulturalisme. Menurut beliau kebudayaan yang dominan di Australia selama dua dasawarsa terakhir adalah yang berasal dari Inggris. Ini merupakan akibat dari zaman kolonial, Australia dulunya cenderung mengikuti kebudayaan yang dominan. Mereka cenderung makan, berpakaian dan berolahraga seperti orang Australia yang berasal dari Inggris.

Beliau Menambahkan Bahasa yang digunakan oleh kelompok-kelompok migran yang penting diajarkan di sekolah-sekolah dan di universitas-universitas. Ada program radio dan televisi yang menggunakan bahasa asing. Hal ini membantu timbulnya perasaan jati diri bagi semua orang Australia, dan juga menimbulkan kebhinekaan bagi Australia serta membantu terciptanya masyarakat yang toleran. Kebijakan di Australia dimaksudkan untuk menjaga kerukunan melalui multikulturalisme. Menurut kebijakan ini, semua orang Australia bebas untuk hidup di tempat yang dipilihnya dan bebas untuk mempertahankan kebudayaannya.
Mereka dapat menggunakan dan mempelajari bahasanya. Mereka bebas untuk menjalankan agamanya. Orang-orang dari semua bangsa, agama, kebudayaan dan bahasa adalah sama di mata hukum.

Menurutnya yang menarik adalah ada migran yang mengalami kesulitan di Australia. Perpindahan dari satu negara ke negara lain selalu membawa masalah. Masalah utama yang dihadapi oleh para migran adalah bagaimana cara belajar bahasa Inggris. Pengetahuan bahasa Inggris perlu sekali untuk bekerja dan hidup di Australia. Kesulitan lain menyangkut ketrampilan yang harus dimiliki untuk memperoleh pekerjaan yang sesuai. Namun, kedamaian dan toleransi yang ada di Australia sangat membantu para migran ini. Mereka telah berhasil mengatasi kesulitan dan hidup di Australia. Anak-anak mereka dibesarkan di Australia dan berhasil baik, tambah beliau.

Banyaknya kebudayaan yang berbeda telah menjadikan Australia sebagai tempat yang menarik. Menurut beliau, terdapat beberapa kelompok di Australia, seperti : Aborijin, Inggris, Jerman, Yunani, Italia, Lebanon, Vietnam, Indonesia, dan India mereka hidupdengan rukun dan saling menghargai satu sama lain.
Kebudayaan Indonesia Menurut Bangsa Asing

Setelah kami bertanya banyak mengenai kebudayaan di negara asal beliau kami pun melanjutkan pertanyaan mengenai kebudayaan Indonesia menurut pandangan beliau. Menurut beliau kebudayaan indonesia sangat beragam, seakan-akan setiap provinsi pasti memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Namun beliau sangat menyayangkan karena publikasi mengenai kebudayaan di Indonesia ke negara lain banyak di dominasi oleh para peneliti dan sarjana asing. Misalnya untuk publikasi tentang budaya Sumatera Barat. Buku-buku yang cukup standar secara akademis tentang Minangkabau misalnya, kita masih harus merujuk pada karya-karya sarjana asing, yang memang secara mendalam dan sungguh-sungguh melakukan pekerjaanya.

Beliau juga mengatakan bahwa orang yang sangat mencintai kebudayaan di indonesia dan memelihara kebudayaan indonesia lebih dominan bangsa asing, kita bisa melihat di stasiun-stasiun televisi bangsaasing yang sangat mencintai kebudayaan indonesia rela meninggalkan kebudayaan bangsa nya sendiri demi memelihara kebudayaan indnesia, mereka belajar dengan sungguh sungguh mengenai kesenian yang ada. Padahal jika kita amati bangsa asing begitu serius mempublikasikan kebudayaan negaranya, contohnya seperti Jepang yang sangat serius mempublikasikan kebudayaan nya melalui film karun serta film serial yang dapat kita lihat di stasiun tv.

Masyarakat disuguhi tontonan, kebudayaan dan produk dari Luar Negeri. Melihat itu semua, masyarakat Indoenesia sudah mulai meniru dan mengagumi budaya luar, mungkin karena kemewahannya, dianggap keren, dan dianggap kalau tidak mengikutinya maka kita akan disebut kuno atau norak. Bangsa asing (bisa jadi) dianggap lebih "tinggi" derajatnya dibandingkan bangsa kita. misalnya, orang yang memakai produk Luar lebih bangga dengan memakai produk Indonesia. lalu masyarakat cenderung lebih memilih makanan di restoran cepat saji daripada di restoran biasa.

Indoensia mustinya lebih "rajin" untuk mensosialisasikan dan memperkenalkan masyarakat dengan budaya sendiri. misalnya, kurikulum sekolah yang mewajibkan adanya pelajaran seni budaya Indonesia, serta tempat-tempat sanggar kebudayaan dan gedung seni harus diperbanyak agar masyarakat dapat lebih mengenal budaya sendiri. Namun, sepertinya masalah ini juga dialami oleh para pejabat indonesia. mereka merasa bangga dengan mobil dinas yang mewah, sepatu merek luar negeri dsb, mengapa mereka tidak menggunakan sepatu merek Indonesia. jadi masalah budaya ini merupakan pemerintah serta masyarakat Indonesia sendiri. Jika pemerintah sudah berusaha, maka rakyat juga harus menyambutnya dengan antusias.

Culture Shock

Menurutnya Culture Shock’ bukan merupakan sesuatu yang asing buat beliau. beliau menginterpretasikan istilah ini sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak dapat menerima keadaa dimana dia berada sekarang. Dalam pemahaman beliau, ‘culture shock’ terjadi hanya jika seseorang berada di tempat asing tersebut untuk waktu yang lama.

Setelah mengikuti acara wisata yang diadakan perusahaan, menurutnya pada awal datang ke indonesia. Beliau menjadi mengerti bahwa ‘culture shock’ terjadi bukan hanya karena seseorang berada di tempat yang asing baginya untuk waktu yang lama. ‘Culture shock’ juga bisa terjadi ketika seseorang berada di tempat asing meskipun dalam jangka waktu yang pendek. ‘Culture shock’ bisa terulang kapan pun karena terpicu oleh sesuatu atau peristiwa yang kadang sepele.

Beliau menceitakan, Pada hari ke-6 berada di Indonesia, pada saat itu pelaksanaan acara wisata bagi pegawai baru diadakan di Yogyakarta, beliau merasakan bahwa dirinya
merasa lebih baik menjadi orang pendiam dan tidak ingin bicaran dengan orang lain. Ketika berada di Pusat Olah Seni, semua peserta terlibat dalam latihan memainkan musik Jawa (Gamelan). Beliau memilih tempat di belakang barisan dan tersembunyi. Menurutnya terasa sangat tertekan dan tidak ingin berinteraksi. Beliau lebih senang menyendiri dan menyembunyikan kata-kata karena takut jika lawan yang akan di ajak bicara merasa tersinggung dengan tingkah laku serta perkataannya.
http://www.job-desc.com/

Menurutnya itu tidak berhenti disitu saja. Pada hari ke-8 berada di Indonesia beliau semakin sangat tertekan. Beliau benar-benar merasa tidak nyaman berada di tempat baru. Menurutnya, beliau merasa tidak dapat melakukan apa yang diinginkan sebagaimana beliau lakukan di tempat asalnya. Di sinilah pergulatan batin terjadi, tambahnya.

Ternyata, pengalaman ‘culture shock’ yang sebenarnya sudah pernah beliau alami. Namun beliau pada saat itu tidak sadar apa yang telah di alaminya. Dan menurutnya kejadian ‘Culute Shock mungkin akan terjadi lagi ketika terpicu oleh hal yang asing menurutnya bahkan jika hidup dinegara Indonesia ketika beralih tempat dari kota A ke kota B selalu merasakan kebudayaan syok karena Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya.

Persiapan bangsa asing sebelum datang ke indonsia
Beliau menuturkan, sebelum beliau menginjakkan kaki di Indonesia, setelah ada konfirmasi bahwa beliau akan ditempatkan di negara Indonesia, beliau dengan cepat mencari untuk memahami kebudayaan serta kebiasaan yang terjadi di negara ini.
Beliau terus menerus mengumpulkan data dari internet serta buku mengenai kebudayaan Indonesia. Tidak berhenti disana saja, beliau mempelajari kosa kata serta kalimat yang paling dibutuhkan untuk berkomunikasi dengan masyarakat indonesia, seperti kata maaf, terima kasih, serta ajakan yang mungkin dibutuhkan ketika menginjakkan kaki di Indonesia.
Namun, beliau mengutarakan bahwa tidak cukup sulit untuk berkomunikasi dengan masyarkat Indonesia, contohnya saja ketika beliau berbelanja ke salah satu mall di Indonesia. Pegawainya Indonesia sudah paham betul ketika menawarkan suatu produk dengan bahasa dunia yaitu bahasa Inggris. Menurutnya, bahasa Inggris merupakan bahasa Internasional, mungkin jika warga negara Indonesia pergi ke negara lain namun tidak dapat berbahasa Inggris, itu baru merupakan hal yang lebih sulit lagi untuk hidup disana.

Komunikasi antar budaya sangat dibutuhkan dalam era globalisasi ini. Karena dalam suatu negara sudah tidak lagi memiliki batasan mengenai aspek perluasan dalam bidang pendidikan, perusahaan, serta pekerjaan. Apabila kita tidak dapat mengikuti perubahan yang terjadi, tentunya kita akan tertinggal.
Setelah melakukan wawancara dengan Tuan Eduard Leonard, menjadi hal yang paling utama untuk membekali diri kita menjadi manusia yang dapat bersaing tentunya di negeri sendiri atau bahkan dinegeri lain. Sangat disayangkan jika di era globalisasi ini perusahaan dalam negeri lebih menginginkan bangsa asing untuk bekerja yang lebih produktif, dibandingkan masyarakat indonesia sendiri.

Selain itu, sebelum kita pergi ke luar negeri baik untuk kepentingan pribadi ataupun perusahaan, culture shock merupakan hal yang harus kita pahami sehingga kita dapat meminimalisasikan kejadian tersebut.

Pembekalan diri serta persiapan yang sangat matang merupakan kunci dari keberhasilan berdiam diri di negeri lain yang memiliki perbedaan kebudayaan.

Sebuah peningkatan dalam kemampuan kita untuk memproses informasi yang kompleks tentang orang asing akan menghasilkan sebuah peningkatan kemampuan kita untuk memprediksi secara tepat perilaku mereka.
Sebuah peningkatan untuk mentoleransi ketika kita berinteraksi dengan orang asing menghasilkan sebuah peningkatan mengelola kecemasan kita dan menghasilkan sebuah peningkatan kemampuan memprediksi secara akurat perilaku orang asing.

Sebuah peningkatan berempati dengan orang asing akan menghasilkan suatu peningkatan kemampuan memprediksi perilaku orang asing secara akurat.